Tulisan
Investigasi (Jurnalistik)
Woro Perwita
Nommy
176114766/3SA03
Saat ini topik yang akan saya bahas
yaitu suatu keluarga tentara. Saya begitu penasaran bagaimana kehidupan yang
dialami seorang tentara. Mungkin hal itu terjadi karena saya tidak mempunyai
ayah yang berprofesi seorang tentara. Oleh karena itu, saya membahas topik
masalah tersebut. Saat di SMP, saya
mempunyai teman yang ayahnya berprofesi sebagai tentara. Begitu juga saat di
SMA, saya mempunyai banyak teman yang ayahnya berprofesi sebagai tentara.
Dan sampai saat ini pun, aku
dipertemukan dengan teman yang mempunyai ayah yang berprofesi sebagai tentara.
Nova Anggraeni, itulah nama temanku. Dan dialah yang menjadi sumber dari segala
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam pikiranku. Dia tinggal di sebuah asrama
DIVIF Kostrad Cilodong. Ayahnya mempunyai jabatan yaitu pangkat serma.
Pertanyaan yang mengawali topik ini
yaitu perasaan bagaimana memiliki ayah seorang tentara. Ia pun berkata, “Saya senang menjadi anak dari seorang tentara. Karena saya merasa lebih
aman dan juga tidak takut terhadap apa-pun di luar sana.” Itu membuktikan
bahwa seorang tentara dapat menjadi seorang pelindung. Pelindung bagi negara
maupun keluarga. Pertanyaan selanjutnya yaitu aturan tertentu dalam keluarga
atau ruang lingkup tentara. Ia menjawab,
“Kalau di keluarga saya terdapat batasan-batasan tapi itu tidak terlalu ketat.
Salah satunya seperti batas waktu bermain dengan diberi waktu hanya sampai jam
10 malam.” Hal tersebut biasa terjadi dalam suatu keluarga untuk menjaga
keamanan sang putra dan putrinya. Selanjutnya dengan tempat tinggal, apabila
kita mempunyai ayah seorang tentara, kita akan tinggal di sebuah lingkungan
yang berpenduduk seorang tentara. Dapat dikatakan asrama bagi yang masih
bujangan, sedangkan perumahan komplek tentara bagi yang sudah berkeluarga.
Pertanyaan yang saya ajukan yaitu perasaan bagaimana tinggal di lingkungan
perumahan tentara. Ia pun menjawab, “Ada
suka dan duka tinggal di perumahan tentara. Saya merasa senang tinggal di
perumahan tentara karena disini sangat nyaman dan aman. Tidak akan adanya rumah
yang kemalingan karena dijaga ketat. Namun terkadang menyebalkan apabila saya
ingin membawa teman ke rumah maupun membeli barang online yang akan dikirim ke
rumah sebelumnya harus lapor dulu di provost ( pos penjagaan ). Hal itu begitu
sulit karena harus ditanya-tanya terlebih dahulu di pos penjagaan.” Lalu
hubungan dengan anak-anak sebaya di lingkungan perumahan tentara yang mempunyai
ayah dengan berprofesi sama. Ia berkata, “Hubungan
yang terjalin sangat baik karena di rumah saya terdapat banyak sekali yang seumuran
dengan saya. Dan karena kami anak dari seorang tentara kami pun mengerti satu
sama lain jika pergi kemanapun tahu batasannya. Bahwa orang tua kita mempunyai
aturan-aturan yang harus kami patuhi.” Pertanyaan berikutnya yaitu perasaan
menjadi seorang anak dari seorang tentara yg tidak dapat meneruskan profesi
orang tuanya. Ia merespon dengan santai, “Saya
merasa biasa saja karena memang ayah saya tidak memaksa. Orang tua saya
mendukung apapun keputusan saya untuk masa depan. Lagipula, saya mempunyai adik
laki-laki, jadi dialah yang akan meneruskan profesi ayah saya sebagai tentara.”
Lalu bagaimana dengan sifat dasar dari seorang tentara yang tegas dan emosian
melekat pada diri sang anak. Ia menjawab, “Tentu
saja tidak. Sifat itu tergantung pada diri masing-masing manusia. Tidak karena
orang tuanya seorang tentera maka anaknya pun harus bersikap sama seperti orang
tuanya.” Lalu pertanyaan berikut yang saya ajukan yaitu tentang
pelatihan-pelatihan khusus bagi sang anak. Ia berkata, “Tidak ada sama sekali hal-hal seperti itu,” lalu bagaimana perasaan
anda jika sang ayah dipindah-tugaskan ke luar wilayah pastinya sangat sedih. “Itu berarti saya akan ditinggal untuk waktu
yang cukup lama. Namun ayah saya tidak pernah dipindah tugaskan dinasnya, jadi
saya tidak terlalu peduli akan hal itu.” Lalu dengan kecemasan atau
kekhawatiran mempunyai seorang ayah tentara yg mempunyai kenalan seorang
preman. Ia pun merespon dengan santai, “Kebetulan
ayah saya seorang yang mudah bergaul dan banyak sekali mempunyai teman seorang
preman dimana-dimana. Saya tidak khawatir dan takut karena hal itu tidak
bepengaruh apapun terhadap saya.” Hal biasa terjadi saat ini yaitu
peneroran pada keluarga tentara. Ia menjawab, “Alhamdulilah tidak pernah ada sama sekali.” Dampak negatif dan
positif memiliki ayah seorang tentara. Ia menjawab dengan santai, “Menurut saya, tidak ada dampak negatif.
Untuk dampak positifnya buat saya banyak teman-teman yang tidak akan berani
berbuat macam-macam terhadap saya karena takut terhadap ayah saya. Dan juga
saya merasa aman jika berpergian meskipun tidak membawa SIM karena tidak akan
ditilang.” Itulah salah satu keuntungan mempunyai anggota keluarga yang
berprofesi sebagai tentara. Dan untuk yang pertanyaan terakhir yaitu kesan,
pesan, dan harapan kedepan untuk keluarga. Ia berkata, “Mungkin harapan saya buat keluarga jika nanti ayah saya sudah pensiun
kami masih tetap hidup seperti sekarang atau tambah sukses kedepannya.”
Itulah beberapa kilasan tanya jawab
perihal yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Yaitu mempunyai ayah yang
berprofesi sebagai seorang tentara. Saat kusadari ternyata kakekku pun seorang
tentara. Kakek dari ayah maupun kakek dari ibu. Akan tetapi mereka telah
pensiun sejak beberapa tahun yang lalu. Mereka mempunyai jabatan-jabatan yang
tidak dapat kujelaskan satu persatu. Aku bangga mempunyai teman bahkan keluarga
yang berhubungan dengan tentara. Karena tentara mempunyai tugas mulia yaitu
menjaga dan melindungi negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar