Powered By Blogger

Welcome To My World

Don't spend your time for useless thing

Senin, 18 November 2013

Anak dari Seorang Tentara

Tulisan Investigasi (Jurnalistik)

Woro Perwita Nommy
176114766/3SA03

Saat ini topik yang akan saya bahas yaitu suatu keluarga tentara. Saya begitu penasaran bagaimana kehidupan yang dialami seorang tentara. Mungkin hal itu terjadi karena saya tidak mempunyai ayah yang berprofesi seorang tentara. Oleh karena itu, saya membahas topik masalah tersebut.  Saat di SMP, saya mempunyai teman yang ayahnya berprofesi sebagai tentara. Begitu juga saat di SMA, saya mempunyai banyak teman yang ayahnya berprofesi sebagai tentara.
Dan sampai saat ini pun, aku dipertemukan dengan teman yang mempunyai ayah yang berprofesi sebagai tentara. Nova Anggraeni, itulah nama temanku. Dan dialah yang menjadi sumber dari segala pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam pikiranku. Dia tinggal di sebuah asrama DIVIF Kostrad Cilodong. Ayahnya mempunyai jabatan yaitu pangkat serma.
Pertanyaan yang mengawali topik ini yaitu perasaan bagaimana memiliki ayah seorang tentara.  Ia pun berkata, “Saya senang menjadi anak dari seorang tentara. Karena saya merasa lebih aman dan juga tidak takut terhadap apa-pun di luar sana.” Itu membuktikan bahwa seorang tentara dapat menjadi seorang pelindung. Pelindung bagi negara maupun keluarga. Pertanyaan selanjutnya yaitu aturan tertentu dalam keluarga atau ruang lingkup tentara.  Ia menjawab, “Kalau di keluarga saya terdapat  batasan-batasan tapi itu tidak terlalu ketat. Salah satunya seperti batas waktu bermain dengan diberi waktu hanya sampai jam 10 malam.” Hal tersebut biasa terjadi dalam suatu keluarga untuk menjaga keamanan sang putra dan putrinya. Selanjutnya dengan tempat tinggal, apabila kita mempunyai ayah seorang tentara, kita akan tinggal di sebuah lingkungan yang berpenduduk seorang tentara. Dapat dikatakan asrama bagi yang masih bujangan, sedangkan perumahan komplek tentara bagi yang sudah berkeluarga. Pertanyaan yang saya ajukan yaitu perasaan bagaimana tinggal di lingkungan perumahan tentara. Ia pun menjawab, “Ada suka dan duka tinggal di perumahan tentara. Saya merasa senang tinggal di perumahan tentara karena disini sangat nyaman dan aman. Tidak akan adanya rumah yang kemalingan karena dijaga ketat. Namun terkadang menyebalkan apabila saya ingin membawa teman ke rumah maupun membeli barang online yang akan dikirim ke rumah sebelumnya harus lapor dulu di provost ( pos penjagaan ). Hal itu begitu sulit karena harus ditanya-tanya terlebih dahulu di pos penjagaan.” Lalu hubungan dengan anak-anak sebaya di lingkungan perumahan tentara yang mempunyai ayah dengan berprofesi sama. Ia berkata, “Hubungan yang terjalin sangat baik karena di rumah saya terdapat banyak sekali yang seumuran dengan saya. Dan karena kami anak dari seorang tentara kami pun mengerti satu sama lain jika pergi kemanapun tahu batasannya. Bahwa orang tua kita mempunyai aturan-aturan yang harus kami patuhi.” Pertanyaan berikutnya yaitu perasaan menjadi seorang anak dari seorang tentara yg tidak dapat meneruskan profesi orang tuanya. Ia merespon dengan santai, “Saya merasa biasa saja karena memang ayah saya tidak memaksa. Orang tua saya mendukung apapun keputusan saya untuk masa depan. Lagipula, saya mempunyai adik laki-laki, jadi dialah yang akan meneruskan profesi ayah saya sebagai tentara.” Lalu bagaimana dengan sifat dasar dari seorang tentara yang tegas dan emosian melekat pada diri sang anak. Ia menjawab, “Tentu saja tidak. Sifat itu tergantung pada diri masing-masing manusia. Tidak karena orang tuanya seorang tentera maka anaknya pun harus bersikap sama seperti orang tuanya.” Lalu pertanyaan berikut yang saya ajukan yaitu tentang pelatihan-pelatihan khusus bagi sang anak. Ia berkata, “Tidak ada sama sekali hal-hal seperti itu,” lalu bagaimana perasaan anda jika sang ayah dipindah-tugaskan ke luar wilayah pastinya sangat sedih. “Itu berarti saya akan ditinggal untuk waktu yang cukup lama. Namun ayah saya tidak pernah dipindah tugaskan dinasnya, jadi saya tidak terlalu peduli akan hal itu.” Lalu dengan kecemasan atau kekhawatiran mempunyai seorang ayah tentara yg mempunyai kenalan seorang preman. Ia pun merespon dengan santai, “Kebetulan ayah saya seorang yang mudah bergaul dan banyak sekali mempunyai teman seorang preman dimana-dimana. Saya tidak khawatir dan takut karena hal itu tidak bepengaruh apapun terhadap saya.” Hal biasa terjadi saat ini yaitu peneroran pada keluarga tentara. Ia menjawab, “Alhamdulilah tidak pernah ada sama sekali.” Dampak negatif dan positif memiliki ayah seorang tentara. Ia menjawab dengan santai, “Menurut saya, tidak ada dampak negatif. Untuk dampak positifnya buat saya banyak teman-teman yang tidak akan berani berbuat macam-macam terhadap saya karena takut terhadap ayah saya. Dan juga saya merasa aman jika berpergian meskipun tidak membawa SIM karena tidak akan ditilang.” Itulah salah satu keuntungan mempunyai anggota keluarga yang berprofesi sebagai tentara. Dan untuk yang pertanyaan terakhir yaitu kesan, pesan, dan harapan kedepan untuk keluarga. Ia berkata, “Mungkin harapan saya buat keluarga jika nanti ayah saya sudah pensiun kami masih tetap hidup seperti sekarang atau tambah sukses kedepannya.”

Itulah beberapa kilasan tanya jawab perihal yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Yaitu mempunyai ayah yang berprofesi sebagai seorang tentara. Saat kusadari ternyata kakekku pun seorang tentara. Kakek dari ayah maupun kakek dari ibu. Akan tetapi mereka telah pensiun sejak beberapa tahun yang lalu. Mereka mempunyai jabatan-jabatan yang tidak dapat kujelaskan satu persatu. Aku bangga mempunyai teman bahkan keluarga yang berhubungan dengan tentara. Karena tentara mempunyai tugas mulia yaitu menjaga dan melindungi negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar